Maulid di Perduaan Desa - KKN Unsyiah 2014

728x90 AdSpace

Trending
IQBAL PERDANA. Diberdayakan oleh Blogger.

Salam

Terima kasih telah mengunjungi blog kami. Saran beserta komentar anda kami tunggu. -Salam Kelompok1 KKN Unsyiah 2014

Pengikut

Pengunjung

Ad Home

Magazine

Videos

Recent Posts

Header Ads

Sports

Beauty

Culture

Popular Posts

Januari 17, 2014

Maulid di Perduaan Desa

Penabuh Bedug dan Pembaca Salawat (Dok: Iqbal Perdana /Kelompok I)
"Apa bedanya remaja dan orang tua,” tanya Ustad Ngajib penceramah, ia melempar sekelumit pertanyaan kepada hadirin. Selasa, 14 Januari 2014 itu adalah hari sakral bagi masyarakat desa Jeget Ayu, Dusun Tambat Sari, Kecamatan Jagong Jeget. Masyarakat bersama-sama Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Aceh Tengah menghelat acara maulid nabi.

Tepatnya di Masjid Al –Hidayah, salah satu masjid tertua di Kecamatan Jagong. Kala itu, ratusan pemuda dan tetua desa hadir dalam rangkaian acara. Begitu pula Nazzaruddin, Bupati Aceh Tengah yang turut hadir.


Bupati Aceh Tengah sedang memeluk tetua desa (Dok : iqbal  P erdana /Kelompok I)
Gelak tawa sesekali muncul kala ustad penceramah bergurau, gurauannya segar, mengait-ngaitkan masalah pemuda dengan guyonan. Ia coba menyajikan peran remaja saat ini sekaligus saat yang akan datang.

Kami menjadi takzim melihat kesederhanaan yang menyerupai kesempurnaan itu, panggung dibentuk tepat di selasar masjid, sebuah tiang pengeras suara mencuat di tengah-tengah mimbar kayu, tanpa pahatan ornamen keislaman di badannya.

Hadirin duduk lesehan di tumpukan papan yang disusun rapi di atas jalan. Duduknya rapat sebab sempit untuk disandari ratusan pasang mata. Namun bak luka ditutup suka, perangai kekurangan seperti itu tidak terasa, semua orang khusyuk mendengar ceramah, kplok tepuk tangan sesekali meramaikan suasana.

“Kalau remaja biasanya ditandai dengan mimpi basah, sedang orang dewasa biasanya ditandai dengan ketangkap basah,” jawab Ustad Ngajib seterusnya.

***

Selang satu hari, maulid dihelat di Desa Bukit Kemuning, juga dihadiri ratusan hadirin. Di Bukit Kemuning, masyarakat beserta teman-teman KKN Unsyiah menjadi pencipta acara, sembari maulid, mereka juga menggelar pengajian.
Tabuh bedug dan rebana padu dengan kalimat-kalimat thayibah, syahdu dengan suhu sejuk pegunungan. Penganan khas jawa yang disajikan kepada hadirin cukup sederhana, seperti; Getuk dan Gemblong.

Kami dan masyarakat berbagi pengalaman seputar dunia perkuliahan dan pengaruh remaja di dunia. Masyarakat bangga dengan remaja yang giat bekerja dan giat belajar. Menjadi takzim ketika mereka tahu kalau kami berada di Kecamatan Jagong Jeget atas kemauan sendiri, bukan hasil undi.

“Semoga kedatangan kalian (mahasiswa KKN Unsyiah –red) kemari membawa berkah kepada kami, membantu dan menjadi agen perubahan,” kata Suharno, masyarakat.
Maulid di Perduaan Desa Reviewed by Red on 22.23 Rating: 5 Penabuh Bedug dan Pembaca Salawat (Dok: Iqbal Perdana /Kelompok I) "Apa bedanya remaja dan orang tua,” tanya Ustad Ngajib pencerama...

Tidak ada komentar: