Minggu, 12 Januari lalu kami para pendekar kata (baca: Pendekar Kata) berkumpul di Gedung Academy Activity Centre (AAC Dayan Dawood Unysiah). Hari itu, kami dibekali petuah sebelum mengabdi di loka bakti Kabupaten Aceh Tengah, Kecamatan Jagong Jeget, Desa Jagong Jeget. Daerah ayng konon disebut sebagai daerah yang paling dingin di datarah tinggi Pesan Ayah Kami; Jujur, Percaya, dan Yakin
Minggu, 12 Januari lalu kami para pendekar bakit (Baca: pendekar bakti) berkumpul di Gedung Academy Activity Centre (AAC Dayan Dawood Unsyiah). Hari itu, kami dibekali petuah sebelum mengabdi di loka bakti, Kabupaten Aceh Tengah, Kecamatan Jagong Jeget. Daerah yang konon disebut sebagai daerah paling dingin di dataran Aceh Tengah.
Hari itu, Ayah berpesan, “Jujur, percaya, dan yakin,” kata Samsul Rizal, Rektor Universitas Syiah Kuala, ayah kami. Ia meminta kami untuk tidak berhenti pada titik percaya, “Kalian juga harus yakini di dalam hati,” lanjut Samsul khidmat.
Seketika timbul bara semangat di dalam jiwa, kami yakin rekan-rekan kami yang juga mengabdi merasakannya. Ayah menjadi salah satu sumber semangat kami, penghangat kala dingin menusuk.
Beliau meyakini akan banyak pengalaman yang akan kami dapat selama mengabdi. Di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, dengan segala ragam suku, kami akan mempelajari banyak hal, termasuk mensiasati hawa dingin di malam hari.
Kini kami sudah berada di loka bakti, kami takjub dengan pesona alamnya, syahdu bahasanya, sopan dan santun tingkahnya. Kami menjadi yakin bahwa kami akan mendulang banyak ilmu yang sebelumnya belum pernah kami pelajari, bahkan kami mimpikan. Semoga.
Minggu, 12 Januari lalu kami para pendekar bakit (Baca: pendekar bakti) berkumpul di Gedung Academy Activity Centre (AAC Dayan Dawood Unsyiah). Hari itu, kami dibekali petuah sebelum mengabdi di loka bakti, Kabupaten Aceh Tengah, Kecamatan Jagong Jeget. Daerah yang konon disebut sebagai daerah paling dingin di dataran Aceh Tengah.
Hari itu, Ayah berpesan, “Jujur, percaya, dan yakin,” kata Samsul Rizal, Rektor Universitas Syiah Kuala, ayah kami. Ia meminta kami untuk tidak berhenti pada titik percaya, “Kalian juga harus yakini di dalam hati,” lanjut Samsul khidmat.
Seketika timbul bara semangat di dalam jiwa, kami yakin rekan-rekan kami yang juga mengabdi merasakannya. Ayah menjadi salah satu sumber semangat kami, penghangat kala dingin menusuk.
Beliau meyakini akan banyak pengalaman yang akan kami dapat selama mengabdi. Di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, dengan segala ragam suku, kami akan mempelajari banyak hal, termasuk mensiasati hawa dingin di malam hari.
Kini kami sudah berada di loka bakti, kami takjub dengan pesona alamnya, syahdu bahasanya, sopan dan santun tingkahnya. Kami menjadi yakin bahwa kami akan mendulang banyak ilmu yang sebelumnya belum pernah kami pelajari, bahkan kami mimpikan. Semoga.
Tidak ada komentar: